[vc_row][vc_column][vc_empty_space][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/4″][vc_column_text]
Pameran Arsip
“Visualization of the National History : From, by, and, for whom?”
[/vc_column_text][/vc_column][vc_column width=”3/4″][vc_column_text]5-26 Oktober 2019 South East Asian Modernism (SEAM) mengadakan pameran arsip di Gudskul. Pameran bertajuk “Visualization of the National History : From, by, and, for whom?-an archive exhibition” ini banyak membuka arsip-arsip perjalanan Edhi Soenarso. Pameran ini dikuratori oleh Hyphen. Tak hanya menampilkan arsip-arsip mengenai sejarah diorama yang pernah dibuat Edhi Soenarso, Grace salah satu kurator juga menampilkan sebuah video wawancara Edhi Soenarso.
Selama pameran arsip Grace Samboh juga aktif memberikan pemaparan mengenai Edhi Soenarso dengan partisipan Gudskul 2019. Tour bersama ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) juga dilakukan untuk menarik ulang sejarah yang dibentuk melalui monumen-monumen.Terutama melihat kembali karya diorama Edhi Soenarso di Museum Keprajuritan Indonesia dan ke Museum Timor Leste yang dahulu pernah menjadi bagian dari Indonesia.
Partisipan Gudskul 2019 juga membuat sound guide mengenai diorama yang mereka pilih dari karya Edhi Soenarso di Monumen Nasional (Monas). Misalnya Gusmarian memilih menceritakan diorama Tuanku Imam Bonjol khususnya menceritakan Tuanku Tambusay dan daerah Dalu-Dalu. Duta memilih menceritakan kembali diorama Digul 1927 yang tidak singkronnya diorama dengan teks. Sol Cai menceritakan kembali diorama Supersemar. Lilu tertarik dengan diorama Kartini dan direflektifkan dengan keadaan hari ini. Sedangkan Raditi menceritakan kembali diorama Kegiatan Gereja Katolik Roma Dalam Proses Penyatuan Bangsa. Melalui audio guide ini Grace mengajak untuk bercerita dengan gaya dan tafsir mereka sendiri.
SEAM juga mengadakan diskusi publik di Rubanah dengan tajuk “The Monumental National History that Lies Below (and to) Us”. Grace menunjukan bagaiamana sejarah dibentuk dengan pelbagai tafsir dan berujung pada politik kekuasaan melalui proyek monumen nasional.
Teks: Rianto[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_gallery type=”image_grid” images=”1287,1288″][/vc_column][/vc_row]