Members

Ade Darmawan

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Adi “Dhigelz” Setiawan dilahirkan di Jakarta, pada akhir Desember 1990. Setelah menyelesaikan kuliah S1 nya di Universitas Negeri Jakarta, jurusan Pendidikan Seni Rupa. Ia mencoba berfokus untuk menjadi seorang seniman visual, proses penciptaan karyanya berhubungan dengan seni grafis, ilustrasi dan mural. 

Dari tahun 2009 sampai sekarang sudah berpameran di berbagai kota di Indonesia maupun di luar negeri. Pada tahun 2012 bersama beberapa teman-teman di kampus, mencoba membuat sebuah kolektif seni grafis yang bernama Grafis Huru Hara. Kelompok ini berfokus kepada ruang eksperimen dan ruang berkarya seni grafis yang memfasilitasi orang –orang untuk berkegiatan dibidang seni grafis, karena fasilitas studio seni grafis di Indonesia kebanyakan hanya ada di institusi kampus seni. Selain merupakan salah satu pendiri kolektif Grafis Huru Hara, saat ini ia menjabat sebagai kepala studio dan manager program di kolektif tersebut.

Saat ini ia banyak bekerja dengan berbagai macam medium seni rupa, baik itu seni grafis, mural, instalasi maupun digital Ilustrasi. Dengan mengangkat isu sosial yang dialami maupun dilihatnya sehari-hari, seperti keluarga, pertemanan maupun interaksi kehidupan dalam masyarakat. Selain itu juga di sela-sela membuat karya seni rupa, ia pun sering terlibat dalam berbagai macam projek artistik maupun commission work

Sejak awal 2016 ia dan Kolektif Grafis Huru Hara bergabung menjadi kolektif Gudang Sarinah Ekosistem bersama Ruang Rupa Dan Serrum, dan kini berganti nama menjadi GUDSKUL Ekosistem yang kini bertempat di Jalan Durian, Jagakarsa, Jakarta Selatan.



Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Angga Cipta (l. 1988) adalah seniman visual yang tinggal di Jakarta. Karya-karyanya berangkat dari citra mobilitas warga, turbulensi antara perencanaan kota dan ledakan jumlah kendaraan, juga sikap tubuh yang turut menentukan karakter kota dalam rangka mencari metode baru dalam ‘membaca kota’. Sekarang ia fokus pada sejarah perencanaan kota dan perkembangan Jakarta sepanjang zaman. Angga adalah bagian dari ruangrupa ArtLab dan CutAndRescue, ia telah berpartisipasi dalam beberapa program residensi seni di Art Incubator #5 – ICAS Singapore, Made In Commons – Kunci Cultural Studies Yogyakarta, IASPIS Konstnärsnämnden – Stockholm, Arts Collaboratory Exchange Programme – Theertha Colombo, Sonsbeek 16 transACTION – Arnhem, Penta K Labs – Komunitas Hysteria Semarang, dan Creative Talents 2018 – Bamboo Curtain Studio Taipei

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Anita Bonit (1990) lulus dari Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2014 dengan jurusan Pendidikan Seni Rupa dan merupakan salah satu pendiri Komunitas Grafis Huru Hara (GHH), dan menjadi manajer GHH hingga tahun 2018. Teknik cetak grafis menjadi medium utama dalam karyanya, yang telah aktif berkarya dan berpameran sejak tahun 2008. Bonit mengeksplorasi isu-isu domestik dalam kehidupan sehari-hari, menjalin perannya sebagai seniman, ibu, dan wanita karier. Karya seni grafisnya sering menampilkan visualisasi perempuan dan figur binatang, yang berfungsi sebagai refleksi diri dan komentar yang menyenangkan. Saat ini, bersama Grafis Huru Hara, kami mengembangkan berbagai program dan kegiatan eksplorasi, khususnya di bidang seni grafis dan mengaktifkan studio-studio seni grafis sebagai alternatif dari studio-studio seni grafis di Jakarta. Selain di bidang printmaking, Bonit juga tergabung dalam kelompok inisiatif makanan, Selarasa. Kegiatan Selarasa berfokus pada isu-isu keberlanjutan pangan, petani urban, dan UMKM. Sejak 2016 hingga saat ini, bekerja sebagai manajer proyek untuk unit bisnis Ekosistem Gudskul di RURU Corps, yang sekarang dikenal sebagai RUX. Pada tahun 2018, bekerja sama sebagai Koordinator Mata Kuliah di kelas Lokakarya Kerja Program Studi Kolektif Gudskul, yang berfokus pada produksi dan eksplorasi medium dalam berkarya.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Amy Zahrawaan atau biasa disebut Monyetbali, seorang perupa dan pengajar seni yang berbasis Jakarta, Indonesia. Lulusan Sarjana Pendidikan dari Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta, dan Lulusan Program Pascasarjana Seni Urban, Institut Kesenian Jakarta. Sejak tahun 2012 bergabung dengan Grafis Huru Hara (GHH), sebuah kolektif seni grafis eksperimental yang berbasis di Jakarta. Sejak tahun 2016, GHH kemudian bersinergi dengan ruangrupa dan Serrum menjadi Gudang sarinah Ekosistem (Gudskul), bersama-sama menjalankan berbagai program dan proyek seni dengan mengadopsi metode Lumbung. 

 

Dalam praktik personalnya, Amy menggunakan monyet sebagai simbol untuk mengkritisi diri sendiri seputar sifat manusia yang tidak pernah puas. Dengan latar belakang dalam ilustrasi dan desain grafis, ia memanfaatkan gambar sebagai alat untuk berkomunikasi dan berbagi dengan audiens. Amy pernah terlibat di berbagai perhelatan seni, beberapa diantaranya adalah Dhaka Art Summit 2020, Knowledge Garden Festival di Art Gallery of York University 2021, dan Documenta fifteen 2022. Pernah mengikuti program residensi seniman, diantaranya adalah Seniman mengajar edisi tahun 2018 di Pulau Mendanau, Provinsi Bangka & Belitung, dan program Artist in Residence di Skovde Art Museum pada tahun 2023.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Arief Rachman atau akrab dipanggil dengan nama Arman, saat ini bekerja dan tinggal dijakarta, bekasi dan sekitarnya. yang juga merupakan  lulusan Seni Rupa UNJ pada tahun 2006. Mendirikan Komunitas Serrum pada 2006 (ruang seni alternative) sebagai Direktur dengan legalitas PT SERRUM, bagian Penanganan Manajemen Preparator dan Commision Work yang sering bekerjasama dengan beberapa galeri, museum, dan penyelenggara pameran yang membutuhkan tenaga ahli dalam bidang preparator. Jakarta Biennale 2011-2013-2015 sampai 2017 salah satu acara yang pernah ditangani.

Mulai 2016 Serrum bergabung menjadi Ekosisitem bersama komunitas Ruang Rupa dan Grafis Huru-Hara menjadi Gudang Sarinah Ekosisitem berlokasi di Panacoran (sebagai Manajer Venue) dan mulai pertengahan 2018 pindah ke Jagakarsa berganti nama menjadi Gudskul Ekosisitem. Saat ini bersama PT Ruang Usaha Kreatif (RUX) divisi fundrising di Gudskul Ekosistem menjabat sebagai Manajer Proyek. 2018 sebagai penyelaras Konvensi SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) bidang Seni Rupa  bagian kompetensi Preparator bersama Kemendikbud dan Kemenaker. Terakhir sedang mengembangkan sistem Nilai Koperasi Modern komunitas kreatif dalam Gudskul Ekosistem



Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Berto Tukan adalah anggota Gudskul Ekosistem yang juga bekerja sebagai penulis dan peneliti lepas. Bukunya yang telah terbit adalah Seikat Kisah Tentang yang Bohong (kumpulan cerpen, 2016), Sudah Lama Tidak Bercinta Ketika Bercinta Tidak Lama (kumpulan puisi, 2018), Aku Mengenangmu dengan Pening yang Butuh Panadol (kumpulan puisi, 2021), dan Kita #dirumahsaja dan Khawatir Akan Dunia (kumpulan puisi, 2021). Bukunya, Seikat Kisah Tentang yang Bohong, masuk nominasi lima besar Penghargaan Kusala Sastra Nusantara, katagori Karya Pertama dan Kedua. Selain cerpen dan puisi, ia juga menulis se¬jumlah esai di pelbagai media massa cetak maupun daring, serta banyak terlibat di dalam penelitian seni rupa. Bersama beberapa kawan pernah menerbitkan media cetak alternatif, seperti Pendar Pena, Problem Filsafat, dan Dada Terbit. Di samping itu, Berto juga pernah dan sedang mengajar paruh waktu di beberapa kampus seperti Kalbis Institut, Universitas 17 Agustus Jakarta, Universitas Krida Wacana, Universitas Multimedia Nusantara, dan Politeknik Multimedia Nusantara.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Felix Dass adalah pengarsip musik yang berdomisili di Jakarta. Ruang pengkaryaannya merentang dalam beberapa medium, di antara lain: tulisan, pengorganisasian pertunjukan, diskusi publik, produksi beragam arsip fisik seperti buku atau phonogram, eksebisi pameran, dll. Ia tertarik sepenuhnya pada isu-isu kemandirian, keberlangsungan cerita yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lain serta pertumbuhan kultur kritik yang diperbincangkan. Kebanyakan, pengkaryaannya terjadi di wilayah musik, sesuatu yang sejak kecil telah diakrabi dengan dosis tinggi. Selain bekerja secara independen, sehari-hari juga menjadi bagian dari RURUradio dan Gudskul Ekosistem.

Felix Dass dan kesehariannya bisa dikunjungi di www.felixdass.com serta @felixdass di Instagram dan Twitter.



Gesyada Siregar (L. Medan, 1994) adalah seorang kurator, penulis, dan pengurus kegiatan seni yang tinggal di Jakarta. Ia bekerja di Gudskul: Studi Kolektif dan Ekosistem Seni Kontemporer. Ia lulus dari Institut Kesenian Jakarta, Jurusan Seni Murni (2016) dan alumna Lokakarya Kurator Muda Indonesia oleh ruangrupa dan Dewan Kesenian Jakarta (2013). Ia menaruh minat pada pendukungan seniman muda, permainan, seni pedagogis dan kajian pemikiran seni di Indonesia tahun 1940-1990an. Proyek-proyek yang dikerjakan meliputi: Sekolah Temujalar Gudskul di documenta fifteen, Kassel (2020-2022); riset perkembangan kolektif seni di Indonesia – fixer.id (2021), Knowledge Garden di Art Gallery of York University, Toronto (2019-2021), serta Pekan Kebudayaan Nasional (2023) sebagai tim kuratorial umum, Festival Seni Media Internasional Instrumenta (2018-2019) sebagai ko-kurator, dan penulisan seri buku Pusaka Seni Rupa Indonesia (2017) dari Kemendikbudristek RI. Bersama Gudskul, ia telah mengisi berbagai presentasi publik, di antaranya oleh Monash University, Festival sur le Niger, Ségou – Mali, RAW Académie at ICA: Infrastructure, Philadelphia, The Vera List Center for Art and Politics at The New School, New York, BAK, basis voor actuele kunst, Utrecht, Ulster University, Belfast, dan Creative Future Academy di National College of Art and Design, Dublin.

Hauritsa graduated from the Jakarta Institute of Arts majoring in Fine Arts, Graphic Arts study program. Lives and works in Jakarta as a graphic designer and visual artist. Also involved in ruangrupa’s ARTLAB as a visual artist. His work is more of a social nature, what happens between the person and the environment. Reflecting on the person as an object and / or subject among environmental issues. Does not limit the media in their work; graphic arts, paintings, murals, installations, videos, performance art or digital printing. He is known for his “Puisi tapi Grafis” (Poetry yet Graphic), a series of short poems presented in a form of graphic art. Co-founded and runs Jakarta Wasted Artists (JWA) together with three other Jakarta artists. JWA is a collective artist who focuses on urban issues in Jakarta that seem trivial but in fact can greatly influence the urban life. Since 2012, he has been actively involved as Program Manager in a web-based community radio / online streaming, contemporary radio without waves; RURUradio.



Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Indra Ameng (Lahir di Jakarta, 1974) adalah seorang seniman visual. Ia bekerja sebagai koordinator program di ruangrupa sejak tahun 2001. Bersama kolektif ini, ia telah berpartisipasi dalam berbagai perhelatan seni, termasuk sebagai salah satu kurator untuk TRANSaction: Sonsbeek 2016 di Arnhem, NL , dan documenta fifteen, 2022 di Kassel, Jerman. Ia juga bekerja sebagai manajer band sextet pop Indonesia, White Shoes & The Couples Company, sejak tahun 2004. Pada tahun 2007, bersama Keke Tumbuan, mereka menciptakan The Secret Agents, duo yang mengerjakan proyek meliputi seni konseptual yang didasarkan pada fotografi dan mempromosikan musik yang bagus di kancah musik lokal.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Moch Hasrul adalah seorang seniman media dan dosen yang berbasis di Jakarta, Indonesia. Saat ini ia menjabat sebagai direktur Serrum, sebuah organisasi yang berfokus pada pendidikan seni, dan juga mengajar di program studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Kalbis. Hasrul memiliki latar belakang pendidikan seni rupa dari Universitas Negeri Jakarta (S.Pd) dan gelar magister seni rupa dari Institut Teknologi Bandung (M.Sn). Ia juga merupakan salah satu pendiri GudRnD, sebuah kelompok eksperimental yang berfokus pada metode rekayasa dan coba-coba dalam pengembangan pengetahuan alternatif, khususnya di bidang daur ulang plastik, elektronik, dan mekanik. Aktif sebagai bagian dari Gudskul Ekosistem, Hasrul juga berkontribusi dalam merumuskan pendekatan pendidikan kontekstual yang berpusat pada siswa yang dikenal sebagai Presisi. Dalam praktik artistiknya, ia mengeksplorasi perangkat komputasi, mekanik, elektronik, dan daur ulang plastik, menggabungkan teknologi dan isu-isu sosial untuk merefleksikan fenomena sosial-politik kontemporer.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Rifandi Nugroho adalah peneliti, kurator, pengajar berbasis di Tangerang Selatan. Rifandi adalah bagian dari GUDSKUL: Studi Kolektif dan Ekosistem Seni Kontemporer dan pengajar di jurusan arsitektur Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta. Dalam beberapa tahun terakhir, Rifandi mengembangkan berbagai model riset dan praktik artistik, meliputi pameran, publikasi, aktivasi komunitas, studi kolektif, dan lokakarya. Sebagian besar mewakili ketertarikannya pada praktik spasial, imajinasi pedagogi arsip, dan struktur informal. Beberapa proyek teranyar di antaranya  lokakarya dan pameran “Simpang Susun Arsip Kolonial” (2023), pameran arsip “Tua di Jalan” (2023), proyek riset “Lahan Becek” (2021-sekarang), buku panen “Nongkrong Curricula” dalam Sekolah Temujalar GUDSKUL, documentafifteen; dan lokakarya “Retracing Traces” di Basis Voor Actuele Kunst, Utrecht (2022). Rifandi tergabung dalam tim kuratorial Temu Jalar dan kuratorial umum di Pekan Kebudayaan Nasional 2023. Ia juga pernah aktif sebagai editor halaman arsitekturindonesia.org.



Muhammad Rifqi Fajri (lahir 1995) adalah seorang perancang produk dan peneliti desain Indonesia yang karyanya berada di antara praktik dan teori. Bereksperimen dengan membuat produk fungsional, mengeksplorasi material, dan juga menciptakan intervensi sosial. Beberapa tahun belakangan ini, saya bergabung dan berkolaborasi dengan ruruArtLab: laboratorium seni ruangrupa. Hingga saat ini, saya bekerja terutama dalam penelitian dan pengembangan proyek Unconditional Design, sebuah tinjauan desain yang berfokus pada pengamatan taktik pengguna dalam membuat berbagai fungsi produk atau benda berdasarkan latar belakang mereka masing-masing. Juga menjalankan beberapa proyek Praktik Spasial untuk subjek studi kolektif di Gudskul dan sebagai bacaan penelitian tentang ruang, arsitektur, desain, dan suara spasial.



Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Soemantri Gelar / smtrglr (1986), Tinggal dan berkarya di Jakarta. Menamatkan pendidikan Jurnalistik di IISIP Jakarta. Gelar adalah seorang seniman video dan pembuat film. Sebagai pembuat film, tahun 2013 dia terlibat sebagai ko-sutradara dalam pembuatan Elesan Deq A Tutuq (2013). Musik Video untuk Jason Ranti “Dialex Dini Hari”.

 

Videonya Ketika Aku Pulang Tidak Ada Mamah Di Depan Pintu, berhasil memasuki Festival Film Rotterdam (2008), terlibat di Sidang Hans Bague: Pameran Multimedia Tentang Heboh Sastra 1968, Galeri Cemara, Jakarta (2013), OK Video festival (2017), Manifesto 4.0 Multipolar (2018), Jatim Biennale word is a Hoax (2017), Pekan Seni Media (2017), PBSR 2018. ia juga baru bergabung bersama beberapa seniman multidisiplin dalam Cut and Rescue.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.