[vc_row][vc_column][vc_empty_space][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/4″][vc_column_text]
Lawan Korona:
Gudskul Produksi Face Shield
[/vc_column_text][/vc_column][vc_column width=”3/4″][vc_column_text]Dari Ruang Auditorium Gudskul itu terdengar suara mesin-mesin Printer 3 D. Ruang yang mulanya dipakai untuk pertunjukan musik itu disulap menjadi tempat kerja memproduksi Face Shield. Semenjak korona Covid 19 menjadi pandemi dunia, Indonesia termasuk negara yang gagap bergerak melawan dampak dari pandemik itu. Bayang-bayang ketakutan dan efek panik membeli barang merebak di mana-mana. Menyebabkan kebutuhan akan Alat Perlindungan Diri (APD) termasuk Face Shield menjadi langka dan harganya naik gila-gilaan.
Bemula dari inisiatif Bagus Pandega dan diumpan balik oleh Distry, Opang dan Wira, mereka mulai memproduksi Face Shield secara mandiri dengan bermodalkan mesin 3 D Gudskul. Sejak 31 Maret mereka mulai memproduksi. RSUD Cengkareng menjadi rumah sakit pertama tujuan Face Shield itu mulai didistribusikan. Distribusi dilakukan dengan menyebarkan formulir permohonan penyediaan Face Shield secara online yang disebar ke tim medis yang membutuhkan.
Percakapan-percakapan bergema di media sosial grup WA. Inisiatif-inisitif bersatu muncul, dari membuka donasi untuk membeli alat printer 3 D, membentuk tim dan menyusun strategi produksi dan distribusi. Gudskul telah menutup donasi dan total donasi yang terkumpul adalah Rp.69.560.000.
Dibantu teman-teman Karang Taruna Jagakarsa sub unit RT 04 RW 04, hari ke hari Gudskul mulai kerja cepat menghasilkan Face Shield. Kini mereka sudah menghasilkan 62 Face Shield dan mulai memproduksi baju hazmat dan gown. Kerja Kolektif ini menjadi bukti nyata pandemi ini mesti dilawan dengan gairah optimisme.
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]