[vc_row][vc_column][vc_empty_space][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/4″][vc_column_text]
“For me Public Art is not about working with a community but create a new community that otherwise would not exist, creating a new constituency”
– Tania Bruguera
[/vc_column_text][/vc_column][vc_column width=”3/4″][vc_column_text]Tania Bruguera seniman performans dari Kuba memberikan kuliah umum mengenai kaitan antara seniman dan politik di Gudskul (26/11). Puluhan orang hadir untuk mendengarkan pengalaman Tania Bruguera yang sering terlibat dengan proyek seni yang diusungnya mengakibatkan ia harus di penjara. Kuliah umum bertajuk “Political Timing Specific Art” itu membongkar bagaimana kerja kesenimanannya berkelindan dengan suasana politik di dalamnya. Beberapa proyek seni yang digagasnya melibatkan orang-orang untuk membongkar lebih jauh fungsi seni dan perubahan politik.
Bagi Tania hal yang penting baginya adalah bagaimana seni dapat mengubah sebuah ekosistem politik. Kaitannya dengan estetika seni dan masyarakat Tania menjelaskan bahwa proyek seni bukan hanya mengajak orang untuk terlibat atau menjadi kolaborator tetapi juga menjadi pengguna untuk mengubah tatanan politik yang ada. Inilah fungsi seni dalam etika ekosistem yang diyakini Tania.
Selain memberikan kuliah umum, selama di Gudskul Tania juga berbagi gagasan dengan partisipan seniman muda Gudskul. Tania memberikan masukan mengenai ide proyek seni partisipan seniman muda Gudskul. Terutama dalam hal bagaimana proyek seni yang mereka gagas tidak hanya berbicara mengenai “gagasan personal” yang hanya menjadi kegelisahannya sendiri. Tania menekankan kepada proyek seni yang dapat berdampak pada keberlanjutan terhadap masyarakat. Tania juga berkesempatan berkunjung ke Monas melihat diorama Edhi Soenarso dan berkunjung Trotoart Jakarta di Penjaringan Jakarta
Utara.
Teks: Rianto
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_gallery type=”image_grid” images=”1202,1203,1204,1205,1206,1207,1208,1209″][/vc_column][/vc_row]