14:00 Bola Kan Lagi Yuk!

“14:00 bola kan lagi yuk!”

oleh Angga Wijaya

“14:00 bola kan lagi yuk!”

Kalimat ini hampir selalu muncul setiap Kamis pagi di grup WhatsApp Viva Gudskul. Sebuah ajakan singkat sebagai pertanda bahwa hari itu waktunya main bola.

Pukul 14.00 siang beberapa teman dari Gudskul bersama warga sekitar berkumpul di lapangan mini soccer DCM A.K.A, yang lokasinya persis di belakang Gudskul. Kegiatan ini sudah berjalan sejak 2021, dan kini menjadi kebiasaan rutin yang menyenangkan di tengah minggu.

Sepak bola memang menjadi kegemaran banyak orang, mulai dari nonton bareng, hingga main bareng. Banyak dari anak-anak Gudskul yang memang sudah akrab dengan bola sejak lama, mulai dari sepak bola lapangan besar hingga futsal. Mereka punya cerita masing-masing—ada yang dulu ikut klub bola, aktif di ekskul, atau gabung komunitas bola saat kuliah. 

Menariknya, sebelum menjadi ruang belajar dan berkegiatan seperti sekarang, bangunan Gudskul dulunya adalah lapangan futsal. Sebelum dibongkar, lapangan itu sempat dicicipi oleh anak-anak Gudskul untuk main bola bareng—sebuah kenangan yang turut menambah kedekatan kami dengan dunia sepak bola.

Ketika Gudskul mulai menetap di Jagakarsa dan mulai akrab dengan warga sekitar—yang kini bekerja di Gudskul sebagai penjaga, teknisi, pengelola kebersihan serta pemilik kantin—hubungan itu membuka cerita bahwa sepak bola adalah olahraga yang sangat hidup di lingkungan ini. Lewat obrolan santai hingga kerja bareng, kami pun sadar bahwa mereka semua adalah pemain beneran—seperti Bang Hengky, Bang Petot, dan Bang Muslim.

Mereka tergabung dalam klub lokal bernama Anstardam, tim bola yang cukup legendaris di kawasan Jagakarsa pada masanya. Cerita-cerita tentang pertandingan seru, rivalitas antar kampung, sampai gol-gol spektakuler sering jadi bahan obrolan sambil ngopi sore. Dari sana terasa betul bahwa semangat bermain bola sudah lama menjadi bagian dari kultur warga sekitar.

Sejak lama, Jagakarsa dikenal sebagai kawasan yang punya banyak lapangan bola aktif—dari yang sederhana sampai yang cukup terawat. Di lapangan-lapangan itu tumbuh klub-klub lokal, lengkap dengan struktur, pelatih, seragam, dan komunitasnya. Mereka rutin berlatih, bertanding, dan ikut berbagai kompetisi antar kampung. 

Kedekatan Jagakarsa dengan kawasan Ragunan—yang punya salah satu sekolah sepak bola ternama—juga ikut memperkuat atmosfer sepak bola di wilayah ini. Banyak anak muda di sekitar sini yang bercita-cita masuk sekolah bola tersebut, kemudian masuk tim-tim besar seperti Persija, bahkan Timnas Indonesia. Ambisi itu bukan hanya mimpi. Nama-nama seperti Andritany dan yang lebih baru, Muhammad Ferrari, adalah contoh nyata—keduanya berasal dari wilayah ini, dan berhasil menembus level sepak bola profesional.

Kesamaan kegemaran terhadap sepak bola akhirnya membawa kami pada rutinitas bermain bola setiap minggu. Hari kamis dan jam 14:00-16:00 ditentukan berdasarkan waktu kosong yang tersedia dari pemilik lapangan. Kami diizinkan menggunakan lapangan dengan sistem bayar sukarela. Meski begitu, kami sepakat menetapkan tarif sendiri—patungan Rp20.000 per orang setiap kali main. Uang itu digunakan untuk membayar sewa lapangan sekaligus menjadi kas bersama. Dari kas ini biasanya untuk membeli kebutuhan seperti air minum, rompi tim, bola, hingga sarung tangan kiper, dan yang terbaru membuat jersey Durian FC dari suntikan dana dukungan dari Voltron, Wahyu Steam dan Gudskul.

Lama-kelamaan, lingkaran teman-teman yang ikut bermain bola setiap minggu pun makin meluas. Tidak hanya anak-anak Gudskul dan warga sekitar, tapi juga rekan-rekan dari tiap personal yang mengajak teman-teman lainnya. Bahkan para tamu Gudskul dari luar Jakarta—hingga dari luar negeri—yang sedang menjalani masa tinggal untuk mengikuti program di Gudskul, juga sering ikut turun ke lapangan.

Jadi, kalau kamu main ke Gudskul di hari kamis dan kebetulan suasananya agak sepi. Bisa jadi kami lagi main bola di belakang bareng teman-teman dan warga sekitar. Nyok ah ikutan, kita bolain lagi!

Angga Wijaya

Koordinator subjek Gudskul Studi Kolektif, posisi stiker.